Posts

Showing posts from July, 2020

Menikmati Sepi

Image
     paint by MG Curly Menikmati Sepi Aku bukan seorang pengemis yang meringis demi sedekah cinta Aku bukan sedang kesepian yang merana dan mendera Aku bukan menyiksa diri atau disakiti oleh siapapun Aku hanya sedang menikmati sepi   Sepi... Tak selamanya tentang luka dan penyesalan Beberapa diantaranya adalah ketenangan yang tak pandai kujelaskan Aku merasa menjadi aku seutuhnya di tengah rasa sepiku   Sepi.... Tak melulu tentang dikhianati atau ditinggalkan Beberapa diantaranya adalah pembelajaran untuk memperbaiki diri Aku merasa bebas berkreasi dengan duniaku   Aku adalah penikmat sepi, Karena hanya aku yang bisa merasakannya, mendalaminya, memilikinya dan menikmatinya Sepiku hanya milikku sendiri, dan hanya aku yang mengerti isinya   Jangan menghakimiku sebagai seseorang yang egois untuk sendiri Atau sebagai seseorang yang terlalu pemilih, dan bahkan.. Seseorang yang tak dipandang menarik oleh oranglai...

Memeluk Bayangan

Image
paint by MG Curly Memeluk Bayangan Beberapa waktu yang lalu, kau masih di sini, tepat di dekapanku Belum lama ini, sensasi kehangatannya masih kurasakan membalut kesepian yang menusuk Lega rasanya setiap kali aku merasakan aroma tubuhmu Lembut membalut semua rasa sakitku dari kerasnya dunia yang dijalani   Kita suka bersenandung tentang indahnya rencana hari esok yang mendatangkan bahagia Berkhayal akan anak-anak manis yang akan dititipkan Tuhan untuk kita jaga Membayangkan rumah mungil yang teduh tempat kita pulang dari lelahnya pekerjaan di luar sana Mungkin kita akan punya seekor anjing, atau kucing, bisa juga kelinci Aku ingat, kau juga suka mawar merah untuk menghiasa halaman kecil kita nantinya Yang kita rindukan hanyalah duduk berdua di senja hari sambil menikmati cintamu dan cintaku Sederhana tapi cukup penuh untuk membangun sebuah keluarga harmonis   Itu dulu ...... Dulu, sebelum kita hancur dan terpecah-pecah Terkoyak seperti luka me...

Aku Lelah Pada Marahmu

Image
paint by MG Curly Aku Lelah Pada Marahmu “Aku suka ketenanganmu,” itu katamu dulu Kamu salah! Dan akan selalu salah! Diamku adalah marahku atas egomu, bukan ketenanganku   Aku lelah dengan apimu yang berkobar membara dari tatapan dan bahasa tuturmu Aku muak dengan emosimu yang meluap-luap mementingkan dirimu sendiri dan konsep yang kau ciptakan benar menurut pandanganmu Aku jengah dengan pengertianmu yang membatu kaku dan tak dipahami halusnya perasaanku mendiamkanmu   Kau cabik semua kasihku yang kutahankan sobek oleh kecamanmu Tuntutanmu melebihi rasa sayangmu padaku Lebih parahnya kau selalu merendahkanku, bahkan ketika aku ada di titik paling rendah dalam hidupku Pedulimu bagaikan kertas gosong yang siap hancur diterpa hembusan angin kecil sekalipun   Aku tak bisa lagi berlama-lama pada gelombang egomu Aku tak paham lagi cara menjaga dan membuatmu stabil dari amukan sikap yang serakah Apa kau anggap aku ini? Di sini, di dalam diriku...

Helm Dan Kita

Image
Helm dan Kita Hai... Kamu ingat benda berharga yang sedang kukenang ini? Ini hadiah darimu dulu atas gemasmu pada parasku yang memikat hati Kita punya kesamaan, Sama-sama berjiwa petualang Aku suka menikmati desiran angin sambil menatap jalan-jalan hijau berhiaskan langit cerah Dan kau suka menikmati putaran roda motormu menuju destinasi, sambil ada aku di boncenganmu   Sebelum sebuah perjalanan diberangkatkan, kau tidak pernah lupa akan satu hal Helm pemberianmu Aku tersenyum kala ingatanku tajam mengulang adegan itu Tak sekalipun tanganku lelah memakaikannya di kepalaku Kau gantikan tugas itu Tanganmu dengan sigap membungkus kepalaku, dan akan selalu terdengar bunyi ‘klik’ tiap kali kau rekatkan pengaitnya   Sebelum mulai berkendara kau pastikan lagi posisi itu nyaman melindungi kepalaku Sesi terakhir yang paling kusenangi, Pertama tanganmu mengelus kepalaku yang terbalut helmmu, lalu yang kedua adalah.... Senyuman merekah tergambar di ...